Selasa, 15 Mei 2012

SIKLUS ESTRUS (PART 1)


I.         TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikum ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui cara pemeriksaan siklus estrus pada hewan percobaan.
2.      Menentukan fase siklus dari hasil pewarnaan preparat apusan usap vagina yang diamati di bawah mikroskop.

ANALISIS SEMEN


I.         TUJUAN PRAKTIKUM
 Tujuan dari praktikum analisis semen ini adalah untuk menentukan kualitas semen dengan melakukan analisis semen berupa pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan mikroskopis serta pemeriksaan penunjang lainnya.
 II.      DASAR TEORI
Analisa semen dapat dilakukan untuk mengevaluasi gangguan fertilitas (kesuburan) yang disertai dengan atau tanpa disfungsi hormon androgen. Dalam hal ini hanya beberapa parameter ejakulat yang diperiksa (dievaluasi) berdasarkan buku petunjuk WHO “ Manual for the examination of the Human Semen and Sperm-Mucus Interaction”.
Semen merupakan cairan putih atau abu-abu yang dikeluarkan dari uretra pada saat ejakulasi. Sperma terdapat atau bagian dari semen disamping cairan-cairan lainya. Kuantitas dan kualitas penting sekali dalam fungsi reproduksi. Pada semen yang baik, sperma akan dapat survive, berenang dan akhirnya mencapai sel ovum di saluran reproduksi wanita. Sperma dan ovum akan bersatu dalam suatu proses yang disebut fertilisasi (pembuahan) membentuk zygot. Zygot inilah calon individu baru yang mewarisi setengah sifat ayah dan setengah sifat ibu.
Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan testosterone.

Peran AMH (Part 3, habis)

Pemeriksaan Anti Mullerian Hormon (AMH) merupakan salah satu jenis pemeriksaan untuk mengukur cadangan ovarium yang berperan penting dalam menentukan prognosis kemampuan reproduksi wanita dan dengan adanya AMH dapat memprediksi respon ovarium khusunya dalam program In vitro Fertilization (IVF). Salah satu kelebihan dari AMH dibanding FSH, estradiol,dan inhibin B adalah AMH tidak berpengaruh signifikan pada siklus menstruasi serta dapat dipercaya sebagai hormon penanda lebih dini dan tercepat dalam mengukur cadangan ovarium pada pertambahan usia wanita. Pengukuran AMH dapat menggantikan FSH dalam menentukan pemeriksaan awal cadangan ovarium.12
Ekspresi AMH dalam folikel antral pra-antral dan kecil terutama kontribusi untuk tingkat serum selama kehidupan reproduksi dan jumlah folikel antral (AFC), yang juga berfungsi sebagai penanda cadangan ovarium sangat berkorelasi dengan tingkat serum AMH. Tingkat AMH tidak berubah selama kehamilan dan tetap stabil selama pemberian kontrasepsi oral.14

Rabu, 09 Mei 2012

PERAN AMH (PART 2)



C.     Peran AMH Dalam Sistem Reproduksi
1.      Perkembangan sex pada manusia 
Sebelum minggu ke 7 kehamilan, janin laki-laki dan perempuan memiliki gonad indefferen, genitalia eksterna bipotential, dan dua pasang saluran internal unipotential (duktus Mulleri dan duktus Wolfii) skema determinasi dan diferensiasi sex ditunjukkan pada gambar 8. Pada janin yang memiliki gen XY, ekspresi gen SRY memicu diferensiasi testis, dari minggu ke-8 kehamilan, sel-sel somatik pada testis berkembang, sel Leydig dan sel Sertoli memproduksi tiga hormon yang penting untuk diferensiasi gonad jantan yaitu testosterone, dehidrotestosteron, dan AMH. Hormon testosteron steroid, diproduksi oleh sel Leydig, merangsang perkembangan karakteristik seks pria, seperti diferensiasi duktus Wolfii menjadi epididimis, vasdeferen dan vesikula seminalis. AMH diproduksi oleh sel Sertoli pada testis dan bertanggung jawab atas regresi duktus Mulleri. AMH tidak terlibat langsung selama differensiasi seks betina, dan baru berperan  setelah 36 minggu kehidupan intrauterin pada sel granulosa ovarium.12

Selasa, 08 Mei 2012

PERAN ANTI MULLERIAN HORMON (AMH) DALAM PERKEMBANGAN REPRODUKSI WANITA


    A.  Pendahuluan 
Anti Mullerian Hormon (AMH) atau disebut juga dengan Mullerian inhibiting substance (MIS) adalah hormon yang termasuk ke dalam kelompok Transforming Growth Factor-b (TGF-b) dan memiliki struktur homodimer glikoprotein. Penelitian AMH pertama kali dilakukan pada tahun 1940 oleh Alfred Jost berkebangsaan Perancis. Anti Mullerian Hormon (AMH) berperan penting pada masa perkembangan embriogenesis  pria yang dihasilkan oleh sel Sertoli dan berperan meregresi duktus Mullerian, sehingga pada masa deferensiasi akan berkembang menjadi saluran reproduksi pria. Pada wanita, AMH berperan penting dalam pengaturan folikuligenesis dan mulai diproduksi oleh sel granulosa pada usia kehamilan 36 minggu.1,2,3
Anti Mullerian Hormon (AMH) dalam reproduksi wanita berkaitan erat dengan peningkatan jumlah folikel ovarium yang berukuran 2 sampai 9 mm dan termasuk sebagai salah satu regulator folikulogenesis yang secara tidak langsung menggambarkan jumlah folikel antral. Dari penelitian yang dilakukan oleh Salmon, N.A et al (2003) didapatkan bahwa kadar AMH tertinggi terjadi pada sel granulosa folikel pre antral besar dan antral kecil, sehingga dengan diketahuinya kadar AMH kita dapat mengetahui gambaran tentang cadangan ovarium yang berperan penting dalam menentukan prognosis kemampuan reproduksi wanita