I.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Praktikum ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
cara pemeriksaan siklus estrus pada hewan percobaan.
2. Menentukan
fase siklus dari hasil pewarnaan preparat apusan usap vagina yang diamati di
bawah mikroskop.
II.
DASAR
TEORI
2.1
Klasifikasi tikus
Klasifikasi tikus putih 1Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Odontoceti
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegic
Gambar 1. Tikus
putih (Rattus norvegicus)
2.2 Reproduksi pada Mamalia
Mamalia
berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuahannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah
dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada
beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur.
Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus
anatinus).
Semua hewan
Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Misalnya pada salah satu
hewan percobaan yang sering digunakan pada penelitian yaitu tikus. Tikus jantan
mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens, dan sebagai alat
kopulasi sperma di masukkan ke dalam tubuh hewan betina menggunakan penis.
Tikus betina
mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau
ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui
saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh
sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio, namun tidak semua mamalia
memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen
dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa
lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
2.3 Fase Siklus Estrus
Tikus putih (Rattus norvegicus) termasuk
hewan yang memiliki berahi beberapa kali dalam satu tahun atau disebut dengan polyestrus. Siklus
estrus tikus putih berlangsung setiap 4 -- 5 hari sekali, dengan lama estrus 9 -- 20 jam.2 Fase
estrus tersebut mulai diantara pukul 4 sore dan 10 malam.3
Siklus estrus dibagi menjadi 4 fase, yaitu :
fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Fase proestrus dan estrus merupakan fase
subur. Sedangkan fase metestrus dan
diestrus merupakan fase tidak.4
- Fase Proestrus Fase ini merupakan fase persiapan. Fase ini biasanya pendek, dan gejala yang terlihat berupa perubahan-perubahan tingkah laku dan perubahan pada alat kelamin bagian luar. Tingkah laku betina menjadi agak lain dari biasanya, misalnya menjadi sedikit gelisah, memperdengarkan suara-suara yang tidak biasa terdengar atau bahkan diam saja. Alat kelamin luar betina mulai memperlihatkan tanda-tanda bahwa terjadi peningkatan peredaran darah di daerah tersebut. Meskipun telah ada perubahan yang menimbulkan gairah sex, namun hewan betina masih menolak pejantan yang datang karena tertarik pada perubahan tingkah laku tersebut.5
Ciri pada fase proestrus (Gambar 5) yang dapat ditemukan
pada apus vagina adalah ditemukannya jumlah leukosit dan epitel akan
berkurang, diganti dengan epitel
bertanduk.6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar