C.
Peran AMH Dalam
Sistem Reproduksi
1.
Perkembangan sex pada manusia
Sebelum minggu ke 7 kehamilan, janin
laki-laki dan perempuan memiliki gonad indefferen, genitalia eksterna
bipotential, dan dua pasang saluran internal unipotential (duktus Mulleri dan duktus
Wolfii) skema determinasi dan diferensiasi
sex ditunjukkan pada gambar 8. Pada janin yang memiliki gen XY,
ekspresi gen SRY memicu diferensiasi testis, dari minggu ke-8 kehamilan,
sel-sel somatik pada testis berkembang, sel Leydig dan sel Sertoli memproduksi
tiga hormon yang penting untuk diferensiasi gonad jantan yaitu testosterone,
dehidrotestosteron, dan AMH. Hormon testosteron steroid, diproduksi oleh sel
Leydig, merangsang perkembangan karakteristik seks pria, seperti diferensiasi
duktus Wolfii menjadi epididimis,
vasdeferen dan vesikula seminalis. AMH diproduksi oleh sel Sertoli pada testis
dan bertanggung jawab atas regresi duktus Mulleri. AMH tidak terlibat langsung
selama differensiasi seks betina, dan baru berperan setelah 36 minggu kehidupan intrauterin pada
sel granulosa ovarium.12
Gambar 8. Determinasi dan diferensiasi sex pada manusia13
2.
Peran AMH pada folikuligenesis
a.
Proses Folikuligenesis
Folikulogenesis
dimulai dengan diambilnya folikel primordial ke dalam suatu kumpulan yang
berisi folikel-folikel yang sedang
tumbuh berkembang dan dapat diakhiri baik dengan ovulasi atau mati
menjadi atresia. Pada wanita, folikulogenesis merupakan proses yang sangat
panjang, membutuhkan waktu kira-kira 1 tahun untuk folikel primordial tumbuh
dan berkembang mencapai stadium ovulasi.
Folikulogenesis dapat dibagi menjadi dua fase. Fase pertama, disebut juga preantral atau fase gonadotropin-independen, ditandai dengan pertumbuhan dan diferensiasi dari oosit. Fase yang kedua, disebut antral (Graaf) atau fase gonadotropin-dependen, ditandai dengan peningkatan dari ukuran folikel itu sendiri (sampai kira-kira 25 mm).14
Folikulogenesis dapat dibagi menjadi dua fase. Fase pertama, disebut juga preantral atau fase gonadotropin-independen, ditandai dengan pertumbuhan dan diferensiasi dari oosit. Fase yang kedua, disebut antral (Graaf) atau fase gonadotropin-dependen, ditandai dengan peningkatan dari ukuran folikel itu sendiri (sampai kira-kira 25 mm).14
Fase
preantral dipengaruhi oleh faktor-faktor pertumbuhan yang diproduksi secara
lokal melalui mekanisme autokrin/parakrin. Fase yang kedua diatur oleh Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) serta
faktor-faktor pertumbuhan lainnya. Faktor-faktor pertumbuhan ini akan
merangsang proliferasi sel dan mempengaruhi aktivitas gonadotropin.14
Gambar 9. Siklus normal folikulogenesis pada wanita.
(gc=jumlah sel
granulosa; d=hari)14
Pada setiap
menstruasi, folikel dominan yang berovulasi berasal dari folikel primordial
yang disiapkan dari satu tahun sebelumnya. Fase
preantral atau fase kelas 1 dibagi menjadi 3 stadium utama: stadium folikel
primordial, primer, dan sekunder. Secara keseluruhan, perkembangan folikel
primordial menjadi folikel sekunder yang tumbuh sempurna memerlukan 290 hari
atau sekitar 10 siklus menstruasi yang teratur. Fase antral umumnya dibagi
menjadi empat stadium: folikel kecil (kelas 2, 3, 4, 5), sedang (kelas 6), besar
(kelas 7), dan preovulasi (kelas 8) stadium folikel Graaf. Setelah pembentukan
antrum pada saat stadium kelas 3 (diameter ~0.4mm), laju pertumbuhan folikuler
meningkat cepat (Gambar 9).14
Waktu
interval diantara pembentukan antrum dan perkembangan folikel preovulasi yang
berukuran 20 mm berkisar antara 60 hari atau 2 siklus menstruasi. Folikel
dominan dipilih dari sekelompok folikel kelas 5 pada akhir dari fase luteal
dari siklus. Sekitar 15-20 hari yang diperlukan folikel dominan untuk tumbuh
menjadi stadium preovulasi. Atresia dapat muncul setelah stadium folikel kelas
1 atau folikel sekunder, dengan angka kejadian tertinggi pada saat berkumpulnya
folikel kecil, sedang (kelas 5, 6, dan 7) dan folikel Graaf. Sampai memasuki
stadium preovulasi, folikel akan mengandung oosit primer yang tertahan pada
profase dari meiosis I. Pada saat stadium lanjut preovulasi, oosit akan
melanjutkan meiosis dan menjadi oosit sekunder yang tertahan dalam metafase II
(Gambar 10).14
Gambar 10. Pembentukan ovum (oogenesis)17
Proses
folikulogenesis terjadi di dalam korteks ovarium seperti pada
gambar 11 yang menunjukkan perkembangan folikel dari priomodial hingga folikel
graaf. Folikulogenesis dapat juga
disebut sebagai suatu proses untuk mencapai suatu tingkatan kelangsungan kehidupan tingkat lanjut yang
ditandai dengan proliferasi sel-sel dan sitodifferensiasi. Proses ini terdiri
dari empat tingkatan perkembangan utama yaitu: 1) pengambilan folikel dominan,
2) perkembangan folikel preantral, 3) penyeleksian dan pertumbuhan folikel
Graaf, dan 4) atresia folikel.14
Folikel primordial
merupakan unit dasar terpenting reproduksi dari ovarium oleh karena dari
folikel ini akan berkembang menjadi folikel dominan dan nantinya akan memasuki
siklus menstruasi. Masuknya suatu folikel primordial yang telah tersedia ke
kumpulan folikel-folikel yang sedang tumbuh dikatakan sebagai proses
pengambilan atau transisi folikel primordial menjadi folikel primer.
Gambar 11. Tahapan perkembangan folikel ovarium15
Secara histologis, folikel primordial mengandung satu
oosit primer berukuran kecil (diameter ~ 25μm) yang tertahan dalam stadium
profase dari meiosis I, satu lapis sel granulosa gepeng atau skuamous, dan
lamina basalis. Dengan adanya lamina basalis, maka akan tercipta suatu lingkungan
mikro yang mendukung pertumbuhan dari sel granulosa dan oosit, yang mana lamina
basalis ini berfungsi agar kontak langsung dengan sel-sel lain
tidak terjadi. Folikel primordial tidak memiliki suplai darah sendiri dan oleh
karena itu hubungan dengan sistem endokrin pun menjadi terbatas. Seluruh
folikel primordial (oosit) dibentuk pada saat masa fetus diantara umur gestasi
bulan ke-6 dan ke-9. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa semua oosit yang
berpartisipasi dalam siklus reproduksi wanita selama hidupnya telah ada dalam
ovarium sejak lahir. Jumlah folikel primordial atau sel telur dalam ovarium
wanita berhubungan dengan masa reproduksi wanita atau ovary reserve (OR).14
Gambar 12.
Sekresi AMH pada folikel primordial sampai folikel antral18
Anti Mullerian Hormon (AMH) pertama
kali diekspresikan olei sel granulosa
folikel primordial dan pengaturannya dilakukan oleh oosit dari pre antral
awal, preantral akhir dan preovulatori pada sel granulosa, hal ini bergantung
pada tahap perkembangan oosit. AMH memiliki peranan untuk koordinasi intra dan
interfolikel dari perkembangan folikel dan seleksi jumlah folikel yang
berkembang serta memiliki efek menghambat rekrutmen folikel primordial, sehingga dapat menurunkan
sensitifitas dari folikel terhadap FSH untuk seleksi dominan.5
Sebagian dari
folikel primordial akan diambil dan tumbuh langsung setelah pembentukannya
dalam masa fetus. Proses pengambilan akan terus
berlangsung sampai kumpulan folikel primordial tidak dapat aktif lagi
setelah masa menopause. Pengambilan dari folikel primordial berlangsung dalam
kecepatan yang konstan dalam tiga dekade pertama dalam kehidupan wanita, namun
ketika jumlah folikel primordial dalam ovarium berada dalam jumlah kitris
sebanyak ~25,000 pada usia 37 tahun ke atas, maka kecepatan hilangnya folikel
primordial akan meningkat kira-kira dua kali lipat. Penurunan kesuburan
berlangsung bersamaan dengan semakin meningkatnya pengambilan folikel
primordial dari ovarium.14
Folikel primer
ditandai dengan adanya satu atau lebih sel granulosa kuboid yang tersusun dalam
satu lapis sel yang mengelilingi oosit. Proses perkembangan utama yang terjadi
pada folikel primer termasuk ekspresi reseptor FSH dan pertumbuhan serta
diferensiasi oosit. Perkembangan folikel sekunder dimulai dengan bertambahnya
sel granulosa lapisan kedua. Tahapan ini disebut sebagai transisi folikel
primer menjadi sekunder dan diikuti dengan perubahan sel granulosa dari epitel selapis kuboid menjadi epitel berlapis
kolumner.14
Gambar 13 menunjukkan hubungan kadar
AMH dengan perkembangan folikel terhadap respon ovarium sebanding dengan jumlah
folikel antral, oleh karena itu jumlah folikel antral dan AMH dapat memprediksi
respon ovarium terutama dalam program In
Vitro Fertilization (IVF) dan seiring bertambahnya usia terjadi penurunan
cadangan ovarium.12
Gambar 13. Tingkat kadar AMH terhadap
umur dan perkembangan folikel19
ko di halaman depan cuma satu postingan mal ? sengaja ya ?
BalasHapusklo menurutku halaman depan biarkan hingga lima postingan, trus setiap postingan di kasih ...read more... sehingga yg tampil di halaman depan cukup tulisan singkatnya aja, nanti pengunjung yg hendak baca bisa langsung klik readmore nya
gak kak, ak blm tau...hehehe maklum masih belajar ngeblog. blm ngerti bgt.
BalasHapusmakasi postinganx ckup membantu...:)
BalasHapus