A. Pendahuluan
Anti Mullerian
Hormon (AMH) atau disebut juga dengan Mullerian
inhibiting substance (MIS) adalah hormon yang termasuk ke dalam kelompok Transforming
Growth Factor-b (TGF-b) dan memiliki struktur homodimer glikoprotein. Penelitian AMH pertama kali
dilakukan pada tahun 1940 oleh Alfred Jost berkebangsaan Perancis. Anti
Mullerian Hormon (AMH) berperan penting pada masa perkembangan
embriogenesis pria yang dihasilkan oleh
sel Sertoli dan berperan meregresi duktus Mullerian, sehingga pada masa deferensiasi
akan berkembang menjadi saluran reproduksi pria. Pada wanita,
AMH berperan penting dalam pengaturan folikuligenesis dan mulai diproduksi oleh sel granulosa pada usia kehamilan
36 minggu.1,2,3
Anti Mullerian Hormon (AMH) dalam reproduksi wanita berkaitan erat dengan
peningkatan jumlah folikel ovarium yang berukuran 2 sampai 9 mm dan termasuk
sebagai salah satu regulator folikulogenesis yang secara tidak langsung
menggambarkan jumlah folikel antral. Dari penelitian yang dilakukan oleh
Salmon, N.A et al (2003) didapatkan
bahwa kadar AMH tertinggi
terjadi pada sel granulosa folikel pre antral besar dan antral kecil, sehingga
dengan diketahuinya kadar AMH kita dapat mengetahui gambaran tentang cadangan
ovarium yang berperan penting dalam menentukan prognosis kemampuan
reproduksi wanita
.4,5,6
.4,5,6
Kadar AMH tidak berubah selama kehamilan, dan stabil
selama pemberian kontrasepsi oral, oleh karena itu AMH adalah parameter
endokrin yang dapat dijadikan sebagai
dasar untuk memprediksi cadangan ovarium, serta pengukurannya tidak dipengaruhi
oleh hormon reproduksi lainnya. Pengaturan
ekspresi AMH terjadi selama perkembangan folikel yang melibatkan beberapa gen,
diantaranya SFI, SOX9, dan faktor transkripsi lainnya serta menggunakan jalur
transduksi sinyal dengan 2 jenis tipe reseptor AMH.2,5
Seperti kita ketahui bahwa peran utama AMH pada wanita yaitu berperan pada
folikuligenesis, kita dapat melihat perkembangan aplikasi penggunaan pengukuran
kadar AMH pada penderita sindroma ovarium polikistik (PCOS). Peningkatan kadar
AMH dijumpai pada pasien PCOS menunjukkan bahwa dengan mengetahui kadar AMH
dapat digunakan sebagai parameter dalam mendiagnosa PCOS. Berdasarkan hal
tersebut, maka makalah ini dibuat untuk mengetahui lebih jauh kaitan antara
pengaturan folikuligenesis oleh AMH pada saat mulai diproduksi oleh seorang
wanita, keterkaitan gen-gen yang mengekspresikan AMH dan mengetahui mekanisme
hubungan antara kadar AMH dengan PCOS.7
B. Gen Anti Mullerian Hormon (AMH)
1.
Struktur dan lokasi kromosom AMH
An ti Mullerian hormone (AMH)
merupakan anggota dari kelompok TGF-β (Transforming Growth Factor Beta) dengan konformasi homodimerik
disulfida yang dapat dilihat pada gambar 1 berikatan dengan glikoprotein dengan
berat molekul 140 kDa.8
Gambar 1. Model 3 dimensi AMH dimer8
Gambar 2 memperlihatkan gen AMH berlokasi di lengan
pendek kromosom 19 (19p13.2-p13.3) dengan panjang 2.8 kb.9
Gambar 2.
Lokasi Kromosom AMH9
2. Ekspresi Gen AMH
Gambar 3 memperlihatkan ekspresi gen
AMH pada sel Sertoli yang dikode oleh gen sepanjang 2,8 kbp dan terbagi menjadi
5 ekson.3
Gambar 3. Gen
AMH pada manusia3
Pada gambar 4 menunjukkan sebaran gen pada proses
determinasi dan diferensiasi sex, yang digambarkan dengan garis hitam dan garis
tebal serta area yang tidak bergaris. Hal ini memperlihatkan tingkat
transkripsi pada masing-masing gen semakin tebal garis semakin tinggi tingkat
ekspresinya.10
Gambar 4. Tingkat ekspresi sebaran gen dalam perkembangan
sex
pada pria dan
wanita.10
Pada pria AMH di ekspresikan oleh gen SRY dan SOX9 yang
dihasilkan oleh sel Sertoli pada saat diferensiasi testis sebelum akhir minggu ke 7-8 pada janin dan pengaturannya
di regulasi oleh beberapa faktor transkripsi antara lain SF1, GATA, WT1, DAX1
dan FSH. Sedangkan pada ovarium sel granulosa juga mensekresikan AMH pada
proses folikuligenesis, ekspresi AMH pada sel granulosa melibatkan gen SF-1
yang merupakan faktor transkripsi, keterlibatan SOX9 juga dimungkinkan dalam
ekspresi AMH pada sel granulosa.11
A
B
Gambar 5. Perbedaan ekspresi gen AMH
pada sel Sertoli (A) dan
sel granulosa (B)8,11
Terdapat perbedaan mendasar AMH yang
dihasilkan oleh sel sertoli dan sel granulosa baik secara peran, waktu sekresi
AMH dan mekanisme ekspresinya. Pada wanita penelitian tentang mekanisme
ekspresi gen AMH belum banyak diketahui, dibandingkan dengan perkembangan
mekanisme ekspresi gen yang dihasilkan oleh sel Sertoli pada masa diferensiasi
sex pria.3
3. Jalur Sinyal AMH
Anti Mullerian Hormon (AMH), termasuk ke
dalam faktor pertumbuhan TGF β sehingga sistem sinyal transduksi yang digunakan
dapat diidentifikasi atau dikenali oleh kelompok faktor pertumbuhan lainnya,
terutama TGF-β sendiri, aktivin dan Bone
Morphogenetic Protein (BMP).2
alur transduksi sinyal AMH pada gambar
6 menunjukkan terikatnya AMH oleh dua membran reseptor yang berbeda, kemudian berikatan
dengan kompleks serin-treonin reseptor kinase
yang terdiri dari ligan-reseptor spesifik tipe II dan reseptor tipe I.
Reseptor tipe 1 dikenal sebagai reseptor
activin receptor-like protein kinase
(ALKS) selanjutnya diaktifkan dengan fosforilase kompleks dan reaksinya
menstimulasi protein Smad yang berada di sitoplasma untuk kemudian
bertranslokasi ke inti. Sedangkan AMH reseptor tipe II (AMHR-II) mengikat
AMH secara khusus pada permukaan sel.2
Gambar 6. Jalur transduksi sinyal pada AMH8
Gen AMHR-II, terletak pada kromosom 12
q13, dengan panjang 8 kbp dan terdiri dari 11 ekson. Ekson 1-3 mengkode urutan
signal dan domain ekstraseluler, ekson 4 mengkode sebagian domain transmembran,
dan ekson 5-11 untuk mengkode serin intraseluler atau disebut juga domain kinase treonin. AMHR-II
diekspresikan dalam sel-sel mesenkim
yang mengelilingi saluran Mulleri, pada sel Sertoli, sel granulosa, sel Leydig,
endometrium dan neuron (Gambar 7).8
Gambar 7. Ekspresi gen AMRH-II8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar