Jadi
waktu aku ngisi blog eedisi ini aku lagi pusing sama tesis, penelitian, laporan
keuangan project, sama laporan beasiswaku, kalo bahasa jawanya tumplek blek.
Dari semalam aku berkeliaran mencari wifi yang stabil di tempat umum seperti
tempat-tempat junk food ini. Semalam terdampar
di KFC sampai larut malam dan sekarang aku terdampar di Mc.D dari jam makan
siang sampai hampir pukul 15.00 GMT plus seven. Oke, kepalaku memang hampir mau
meledak karena dari pagi habis mandi ngerjain nota-nota keuangan yang seabrek
dengan semua transaksi dan pajak yang harus dilaporkan dari 2 project dan
siangnya harus ke klinik bayi tabung untuk mengambil darah dan serum pasien dan
siangnya otakku harus dipaksa untuk membaca dan mentranslate beberapa jurnal
ilmiah yang harus dimasukkan untuk referensi tesisku…dan akhirnya
menyeimbangkan semuanya dengan ngetik ini…
Anyway,
pada blog ini aku akan bahas yang namanya FRIENDZONE.. bukan MIZONE ya… ataupun
TIMEZONE... beberapa waktu ini istilah Friendzone memang sedang naik daun
dikalangan anak muda. Lagi-lagi ini disebabkan karena akses media yang
sedemikian cepat sehingga bnyak media komunikasi yang bermacam-macam dan
memudahkan oranglain untuk saling kenal dekat terasa beda benua hanya 1 jengkal
saja… the power of communication.
Dari
beberapa referensi yang aku baca kalo Friendzone atau Zona berteman,,, ada yang
bilang kalo friendzone itu hanya
ngetrend dikalangan anak cowok aja? Hemm tapi gak juga, seperti ini universal
deh buat kalangan siapa aja.. nah simpeknya istilahnya begini Friend Zone maknanya
ketika kamu suka dengan seseorang, udah mati-matian berkorban ini itu
Selama PDKT, dan pas waktunya kamu nembak dia, dia Cuma jawab sederhana aja
"maaf, aq udah anggap kamu Seperti Temanku Sendiri, Abis kamu Baik banget
deh" (itu referensi yang aku dapet kesimpulannya seperti itu). Nah... kalo kamu udah Masuk
Friend Zone yah Pasrah aja. ngga usah Ngarep lagi deh... Seseorang cenderung
ngga akan Mengubah pandangannya ke kamu. kalo kamu Perhatian sama dia, Baik
sama dia dan sejenisnya itu malah membuat dia akan Semakin dekat sama kamu,
tentu saja dekat sebagai teman..
Dalam kamus bahasa inggris Oxford, Friend Zone
adalah “A situation in which a platonic
relationship exists between two people, one of whom has an undeclared romantic
or sexual interest in the other,” Atau dalam bahasa, ini adalah hubungan
platonic di antara dua orang, di mana salah satu pihak memiliki perasaan cinta
atau ketertarikan seksual yang tidak diutarakan. Biasanya pihak yang satunya
telah nyaman dengan pertemanan yang terjalin selama ini.
Nah istilah ini jadi populer di dunia maya karena
banyak kejadian di dunia nyata. Banyak yang merasa, “kami berteman” ternyata
ada yang naksir. Ada yang berharap, ada yang sudah mantap bahwa berteman ya
berteman saja.
Friendzone adalah situasi di mana kamu
dan si doi yang kamu taksir nggak bisa berpacaran karena si doi udah terlanjur
nganggep kamu sebagai teman baik saja. Keadaan kayak gitu bisa terjadi kalau
kamu naksir orang yang memang teman dekat kamu atau kamu salah cara PDKT ke si
orang itu.
Sering banget kan denger ungkapan kayak gini,
“Teman atau sahabat itu jangan dijadiin pacar, kalau putus nggak enak.” Nah,
sering nggak sering ungkapan itu dijadiin pedomannya. Nggak adil emang.
Kita paham banget, apalagi kalau kita udah
mencurahkan segala kasih sayang, cinta, rindu, dan waktu untuk dia. Segala
jenis kode-kodean udah kita coba untuk menyatakan perasaan, tapi tetap aja si
dia sudah terlanjur nganggep kamu sebagai teman baiknya. Keadaan makin sial
bagi kamu kalau si doi punya gebetan atau pacar. Dan dia sering jadiin kamu
tempat curhatnya. Setiap hari menjadi hari raya patah hati.
Tapi gak semua orang menyadari bahwa dirinya udah
berada dalam hubungan friendzone. Karena merasa nyaman dan ya dibiarkan saja
mengalir dan dinikmati. Tetapi, apa iya ini adalah hubungan yang kita inginkan?
Mungkin memang menyenangkan dan kita cocok dengannya. Merasa bahwa dia adalah
yang bisa mengerti kita dan kita menyayanginya. Tetapi, kita sadar bahwa selama
ini ternyata kita gak punya komitmen jelas. Walaupun perhatian, kedekatan,
sentuhan fisik jelas memperlihatkan kita 'lebih' dari seorang teman. Benarkah
Anda sedang berada dalam friendzone? Cek this one…
Cara berbicara Menjawab pertanyaan atau
berbicara dengan seseorang yang mana
kita punya perasaan itu juga berbeda.
Tak pernah sama. Coba amati bagaimana
emosi kita ketika menghadapinya. Ketika mungkin ia berbuat kesalahan atau
berbuat hal yang seharusnya membuat Anda jengkel. Benarkah kita hanya diam dan
mencoba bersabar? Apabila ya, maka kita masuk ke dalam friendzone.
Berapa kali memikirkannya? Berapa kali
dalam sehari kita memikirkannya? Apakah setiap bangun tidur? Setiap akan hendak
tidur? Dan di banyak waktu lainnya?
Sadarilah bahwa ia telah menjadi bagian di dalam hidup kita yang cukup penting.
Jauh lebih penting dari teman-teman kita yang lain.
Merindukannya. Ada rindu yang menyerang
ketika sehari saja ketika kita tidak berbincang atau bertemu dengannya, kita
akan merasa ada yang hilang dan kosong. Atau secara tidak sadar akan bingung
sendiri seperti orang yang telah kehilangan sesuatu yang tidak disadari.
Berada di dalam friendzone itu bagaikan
terombang-ambing di lautan. Tak tentu arahnya. Sekalipun kita merasa nyaman dan
lebih baik dijalani saja, tetapi apakah
kenyamanan itu akan bertahan lama
jika tak ada satupun kepastian arah hubungan? Setidaknya kita akan merasa lebih
lega apabila ternyata ia hanya ingin menjalani sebagai teman. Dan kita tak akan
merasa serba salah jika ada seseorang
yang mendekati kita dan ingin menjalin hubungan lebih dengan kita seperti saya
yang single hehehe. Jangan pernah
biarkan kita tersesat dalam labirin
friendzone. Lebih baik pastikan saja posisi kita berdua dalam hal asmara.
Kesimpulan : Saya Kena FRIENDZONE
#Dari berbagai sumber